Meraih Bahagia Dengan Pengorbanan

Tantangan OmJay
Tanggal, 10 Juli 2022

Judul : Meraih Bahagia Dengan Pengorbanan
Oleh : Ilham

Alhamdunillah, Dua hari ini masyarakat Indonesia telah melaksanakan ibadah sunah yakni salat Idul Adha, baik yang mengikuti ormas dan pemerintah yang mana jatuh hari ini 10 Dzulhijjah tahun 1443 H / 2022 M. Ada yang melakaanakan di tanah lapang dan juga ada di masjid, seraya bersujud dan mengagungkan kebesaran Sang Pencipta alam semesta yakni Allah Swt, mereka semua bertakbir, bertahlil dan bertahmid memuji keagungan Allah.

Merenungi kembali kebesaran Nabi Ibrahim yang kita implementasikan dalam ibadah qurban hari ini dan di tambah tiga hari tasyrik. Pengorbanan itu adalah tidak lain wujud dari bukti kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya.

Pengorbanan Nabi Ibrahim As yang telah berlangsung ribuan tahun yang silam, maaih menjadi i'tibar bagi kita semua umat Rasulullah hingga saat ini. Nabi kita Muhammad Saw, yelah wafat lebih dari 10 abad yang lalu, namun dengan keberkahan yang Allah karuniakan kepada beliau, yang sampai saat ini namanya tidak pernah luput dari setiap pelaksanaan salat, adzan tidak sah jika namanya tak diucapkan, tak ada waktu sedetikpun berlalu melainkan ada nama Muhammad yang disebutkan oleh umat yang mencintainya, itulah sosok manusia yang mulia di sisi Allah, yang senantiasa menjadi tauladan bagi orang-orang yang hidup setelahnya.

Hari ini adalah 10 Dzulhijjah, umat Islam kembali di ingatkan pada momentum pengorbanan Nabi Ibrahim As, yang mana kepatuhannya diuji oleh Allah Swt. Mimpi itu berturut-turut datang dalam tidur Nabi Ibrahim. Begitu Nabi Ibrahim sangat menyakini bahwa mimpi itu bukanlah mimpi yang biasa. Nabi Ibrahim As dalam hatinya dipenuhi cahaya petunjuk, Nabi Ibrahim As bertekat untuk melaksanakan perintah itu, karena Nabi Ibrahim As menyakini bahwa itu adalah perintah yang datangnya dari Allah Swt dan merupakan wahyu dari Allah yang harus dikerjakan.
Dengan tekat yang bulat disertai dengan niat yang tulus, Nabi Ibrahim As melaksanakan perintah tanpa keraguan sedikitpun, syetan yang melihat ketulusan ini tidak tinggal diam, syetan berupaya menghalangi orang-orang yang ingin menggapai ridho Tuhannya. Syetan berupaya mempengaruhi Nabi Ibrahim dengan membuat kesan seakan Nabi Ibrahim tidak berbelas kasih kepada anaknya Ismail, namun karena kebulatan tekad yang gigi, Nabi Ibrahim bukan hanya menepis bisikan syetan, malah beliau melemparinya, inilah cikal bakal salat satu wajib haji yang harus dilaksanakan oleh seluruh jamaah haji di tanah suci, yakni melontar jumrah di hari tanggal 10 hingga 13 Dzulhijjah.

Ketukusan Nabi Ibrahim terlihat saat pisau digesekan ke leher anaknya Ismail As, Allah pun mengutus malaikatnya membawakan seekor kibasy kepada Nabi Ibrahim untuk menggantikan Nabi Ismail sebagai kurban sebagai kurban, Nabi Ibrahim bertakbir, bertahmid, dan betahlil memuji keagungan Allah Swt, ia bersyukur telah menjalankan perintah itu sesuai dengan kehendak Allah dan sekakigus bersyukur sebab Allah menerima pengorbanannya.

Pengorbanan Nabi Ibrahim ini menjadi syariat yang disunnahkan oleh Rasulullah Saw kepada kita semua umatnya, yaitu dengan mengorbankan harta yang dimiliki demi menapak tilas pengorbanan Nabi Ibrahim dalam wujud penyembelihan hewan kurban. Hidup saat ini tidak dituntut melakukan pengorbanan layaknya Nabi Ibrahim, kita hanya dianjurkan untuk menyembeli binatang kurban. Perintah ini pun masih banyak yang enggan dan berat untuk melakukan, padahal berkurban itu hanya sekali dalam setahun, dan hakikatnya jika tidak mampu, cukup sekali seumur hidup, tidak menutup kemungkinan kurban yang satu-satunya kita persembahkan untuk Allah dapat menyelematkan kita dari kesengsaraan di akhirat.

Dengan pengorbanan yang kita lakukan kelak akan membawa kita pada kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

BULLYING

Belajar dari Sang Pencipta

Kebiasaan Buruk Seorang Guru