Blok Sebagai Sarana Pembelajaran

Pertemuan ke 29
Judul : Blok Sebaga Sarana Pembelajaran
Narasumber: Nani KUSMIYATI, S. Pd., M.M., CTMP
Moderator : Rosminiyati


Alhamdulillah tidak terasa memasuki pertemuan yang ke 29 dan narasumber kita malam ini adalah ibu Nani KUSMIYATI dan moderator kita adalah Rosminiyati yang semuanya merupakan alumni dari kegiatan belajar menulis.

Blok merupakan media yang tersedia bagi para pencinta penulis yang ingin saling berbagi. Aplikasi ini sangat membantu terutama bagi guru-guru yang pingin meningkatkan kompetensinya, blok bukan hanya diperuntukan berbagi akan tetapi berguna pula untuk proses pembelajaran seperti yang pernah dialami oleh narasumber kita malam ini. Berikut beberapa pengalaman narasumber yang penulis petik pada pertemuan ke 29 yang diuraikan:

Menurut narasumber mengambil topik ini untuk mengingatkan pribadi dan bapak ibu, bahwa menulis di blog seperti kita menulis dibuku catatan kita. Berbeda namun memiliki manfaat yang sama yaitu mengabadikan buah pikiran kita sendiri maupun pelajaran yang kita dapatkan dari sumber lain. Sumber lain itu dapat berupa buku, digital book, pengalaman orang lain maupun ilmu yang kita dapatkan dari guru kita, ketika kita masih belajar di bangku sekolah maupun kuliah.

Saat ini blog bukanlah sesuatu yang baru karena hampir setiap orang mengenal tentang blog. Bahkan bertahun-tahun yang lalu para penulis juga kaum akademia menggunakan blog untuk mengekspresikan ide, pengalaman dan ilmu yang di dapatkannya.
Bagi narasumber blog sangat membantu mengingat kejadian-kejadian yang menarik perhatian, baik dimasa lampau atau saat ini. Masa lampau dengan dibantu dokumentasi berupa foto-foto akan mudah mengemasnya kembali menjadi sebuah cerita true story.

Sedangkan kejadian dimasa kini akan lebih mudah dituliskan di blog karena ingatan kita masih fresh untuk mengingatnya. Maka narasumber menyarankan jika bapak ibu melihat kejadian yang menarik perhatian, maka segera tulislah di blog. Ketika hendak menulis, tidak selalu menggunakan laptop atau komputer, namun HP dapat membantu kita untuk menuliskan poin-point singkat tentang kejadian atau pengalaman yang menarik untuk diceritakan.

Setelah memiliki waktu luang barulah kita dapat menuliskannya. Bagaimana jika kita benar-benar sibuk dan tidak ada waktu menuliskan poin-poin tersebut menjadi karya yang dapat dinikmati sendiri maupun orang lain? Dan bagaimana jika tiba-tiba tidak ada mood untuk menuliskannya? Saya yakin kondisi ini pernah dialami bapak dan ibu termasuk narasumber, Jika kendalanya sibuk sekali, narasumber akan berusaha untuk meluangkan waktu untuk menuliskannya walau hanya penjelasan satu poin saja. Kemudian dikesempatan berikutnya menulis 1 (satu) poin lagi.

Menulis tidak dapat kita lakukan ketika kita sedang mengendarai mobil dan kita berada di belakang kemudi. Akan berbeda jika menjadi penumpang maka akan lebih mudah menuliskannya di Hp selama perjalanan bekerja atau pulang. Draf tulisan pasti masih kasar, biarkan saja, yang terpenting poin-poin itu sudah ada deskripsinya. Ketika ada waktu barulah dibaca kembali untuk menyempurnakan tulisan tersebut.

Blog dapat menjadi sarana belajar, terutama belajar writing. Bagaimana menyusun kalimat yang benar dan menarik hingga menjadi paragraf per paragraf yang memiliki makna. Sebagai guru, blog dapat menjadi salah satu alternatif di dalam mengajar. Beberapa guru dapat menggunakan google form, whatsApp atau media lain namun jika media tersebut dapat saling melengkapi akan lebih bagus.

Blog dapat menjadi suatu pilihan sebagai media pembelajaran. Bagi guru blog bisa sebagai media pembelajaran bagi dirinya sendiri dengan menuliskan inovasi di dalam mengajar baik berupa teknik mengajar maupun materi ajaran. Walau sebenarnya dapat di simpan di flash disk atau laptop. Kekurangannya jika laptop atau flasdisk terkena virus maka akan sangat riskan hilangnya materi ajaran.
Blog adalah salah satu media aman untuk menyimpan materi pelajaran kita karena tidak akan terkena virus. Yang terpenting tidak lupa nama blog dan password-nya. Jika lupa password masih bisa dipulihkan melalui email atau no Hp kita. Karena blog bersifat umum atau dapat dibaca orang lain, sebaiknya kita pandai memilih materi mana yang boleh dibaca orang lain. Jika guru memiliki soal-soal dan dianggap masih bersifat konfidensial atau rahasia, sebaiknya jangan disimpan di blog.
Ketika mengajar, saya gunakan blog untuk mengirimkan tugas-tugas ke siswa dan saya meminta mereka menjawab di blog mereka dan mengirmkan linknya ke group. Narasumber juga memberi tugas ke siswa lain untuk berkunjung ke blog teman-temannya minimal dua blog. Narasumber tidak dapat memaksa mereka untuk visit ke semua blog karena mereka juga mendapatkan banyak pekerjaan rumah dari guru berbeda.
Dalam bahasa Inggris, writing termasuk salah satu skill yang tersulit karena budaya menulis masih di dominasi kaum akademia atau pegiat literasi. Untuk siswa dengan level bahasa Inggris elementary, saya biasanya memberikan topik umum dan memberikan contoh cara mendeskripsikan topik tersebut. menyarankan menggunakan google translate untuk membantu mengerti isi dari reading. Kemudian menceritakan kembali dengan bahasa mereka sendiri. 

Bagaimana dengan siswa SD atau SMP? Menurut narasumber mereka bisa memiliki blog namun dengan bantuan orang tua atau kakak-kakaknya yang mengerti blog dengan segala etika bersosial media. Jika perlu yang mengetahui passwordnya hanya orang tua atau kakak-kakaknya yang dapat diandalkan. Walau blog milik pribadi namun konten yang di tulis khusus untuk belajar atau menyampaikan pendapat yang tidak menyinggung siapapun.

Ibu Guru SD atau SMP yang pandai IT bisa membantu mereka dengan bertatap muka via daring atau bertemu langsung dengan para orang tua dan mengajarkannya cara membuat blog dengan etika bersosial media.

Berikut buku yang telah di terbitkan awalnya ditulis di Blok

Pertemuan ini mengajak para peserta untuk selalu berupaya untuk menulis setiap hari sehingga kegiatan menulis di blok menjadi moop dalam diri peserta yang ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BULLYING

Belajar dari Sang Pencipta

Kebiasaan Buruk Seorang Guru